Skip to main content

Mencari Lowongan Pekerjaan Di Iklan Koran Harian

Teknik pertama yang harus Anda perhatikan adalah melihat kota sasaran Anda. Misalnya seperti Saya, Saya memakai harian Kompas sebagai referensi Saya karena kota tujuan Saya adalah kota Jakarta. Nah, bagi Anda yang ingin bekerja di Semarang, misalnya, carilah Koran Suara Merdeka sebagai referensi Anda

Untuk kota-kota lain, silakan Anda cari koran apa yang ada di daerah tujuan Anda, yang penting Koran tersebut terkenal namanya, namun jangan yang memuat banyak berita “kacangan”. Mengapa demikian? Karena Koran yang terkenal baik, akan lebih selektif dan lebih berhati-hati dalam menerima iklan yang akan dipasang karena mereka ingin menjaga reputasi korannya dibandingkan Koran-koran “sensasional”.

Isi iklan lowongan kerjanya pun akan tercermin dari citra Koran tersebut. Koran yang baik dan bersih akan lebih banyak berisi iklan lowongan pekerjaan dari perusahaan2 yang bonafid dan lebih bisa dipercaya. Meski tidak 100% demikian, tapi tetap cenderung lebih baik isinya dibandingkan dengan Koran yang isi beritanya “ecek-ecek dan tidak bermutu”.

Teknik Kedua adalah perhatikan ukuran kolom iklan di Koran tersebut! Kalau orang bule sana bilang “Size does matter” yang artinya ukuran itu menentukan! Sekali lagi, meskipun tidak 100% mutlak, namun tetap ini sesuatu yang cenderung benar. Biasanya perusahaan besar dan bonafid, akan memasang iklan lowongan pekerjaan dengan ukuran kolom yang besar pula. Sebaliknya perusahaan kecil akan memasang iklan dalam kolom yang kecil pula.

Biasanya “perusahaan” kelas ruko lebih suka memasang iklan lowongan kerjanya di iklan baris di Koran (yang isinya Cuma 3-4 baris iklan)

Mengapa ini perlu kita perhatikan? Karena ini nantinya akan menentukan tingkat gaji Anda, akan menentukan jenjang karir Anda, akan menentukan apakah perusahaan kira2 bisa bertahan lama atau tidak, menentukan apakah pekerjaannya benar2 kerja kantoran atau kerjaan seperti toko saja dan sebagainya, terutama agar Anda terhindar dari penipuan oleh perusahaan.

Makin bonafid dan besar perusahaan tersebut, maka akan semakin menguntungkan, nyaman dan lebih menjamin kelangsungan Anda di dalamnya.

Teknik Ketiga adalah perhatikan kejelasan kriteria pekerjaan yang ditawarkan, dan nama perusahaan yang memasang iklan lowongan kerja tersebut. Makin detil dan makin jelas nama perusahaannya, biasanya makin bisa dipercaya. Makin masuk akal tawarannya makin bisa dipercaya.

Sebaliknya, sebisa mungkin hindari iklan lowongan kerja yang kurang jelas nama perusahaan pemasangnya, hindari iklan yang kriteria pekerjaannya kurang jelas atau terlalu luas, apalagi yang menawarkan penghasilan yang luar biasa padahal jabatan yang ditawarkan adalah jabatan staff atau pegawai biasa.

Contoh Iklan yang mencurigakan ( biasanya dipasang di kolom iklan yang kecil atau iklan baris) :

Sebuah perusahaan ternama di Jakarta yang bergerak di bidang keuangan mencari lulusan D3 s/d S-2 untuk posisi management trainee, lulusan luar negeri dan banyak relasi lebih disukai, penghasilan mencapai 10 juta per bulan.

Dari kriteria pendidikan sudah sangat mencurigakan karena terlalu luas jangkauannya, mana bisa S-2 dibandingan D-3 untuk 1 posisi yang sama?

Dari kriteria lulusan luar negeri dan banyak relasi, tidak nyambung dengan posisi management trainee karena posisi ini lebih banyak berkutat di dalam perusahaan, bukan keluar. Selain itu syarat banyak relasi, arti sesungguhnya adalah Anda harus punya banyak koneksi yang kuat secara finansial agar mau menanamkan uangnya ke perusahaan tersebut.

Penghasilan 10 juta per bulan? Dari mana 10 juta? Anda lihat posisinya? 10 juta per bulan ini untuk kelas manager menengah, bukan kelas pemula seperti management trainee. Itu pun di kota Jakarta dan kota besar lainnya, kalau kota kecil, biar manager juga gaji tidak sampai 10 juta.

Lalu dari nama perusahaan, apakah disebutkan nama perusahaannya dengan jelas atau hanya samar2? Perusahaan yang bonafid tidak akan ragu menyebutkan nama perusahaannya, misalnya PT. Astra Itnternational mencari karyawan dengan syarat2 ABCD, misalnya. Jelas kan nama perusahaannya?

Hal ini berguna bagi perusahaan sendiri, yaitu untuk menjaring bibit2 karyawan dengan kemampuan terbaik, tentu dengan memajang nama perusahaan yang bonafid akan membuat para calon karyawan dengan kualifikasi terbaik akan tertarik untuk mencoba melamar.

Lha kalau nama perusahaannya samar2, lalu bidang usahanya tidak jelas, seperti contoh diatas, bidang keuangan itu apa? Kan ada bank, ada kospin, ada jasa kredit, ada perusahaan valas, dan macam2. anda patut mempertanyakan soal ini. Mengapa mesti sembunyi-sembunyi?

Nah, dari contoh kecil seperti ini saja, Anda bisa belajar kritis dalam mencermati iklan lowongan kerja.

Ini penting diperhatikan, agar Anda tidak sia-sia berharap, sia-sia mengeluarkan uang untuk kirim surat lamaran dan sia2 waktu. Dengan tiga teknik ini dan kebiasaan Anda untuk melatihnya, akan membuat Anda mampu membedakan mana perusahaan bonafid yang harus Anda lamar dan mana yang tidak, hanya dalam waktu kurang dari 10 detik saja, Anda bisa tahu!

Terpopuler

Ini Adalah Tentang Tes Seleksi Kerja

Setelah kita mengirimkan berkas lamaran kerja, maka kita menunggu panggilan tes seleksi kerja. Pihak perusahaan umumnya akan menelpon Anda melalui ponsel maupun melalui telepon rumah. Oleh karena itu Anda jangan lupa mencantumkan nomor telepon Anda di Surat Lamaran dan CV Anda. Jangan lupa berpesan pada orang rumah, jika Anda sedang tidak ada di rumah, bila pihak perusahaan menelepon, minta orang rumah untuk mencatat dengan detil apa yang dipesankan oleh pihak perusahaan. Secara umum, tes seleksi kerja dibagi dalam 3 fase, yaitu : 1. Pskiotest 2. Tes Bidang 3. Tes Wawancara Kerja atau Interview Bentuk dan urutan tes ini berbeda-beda di tiap perusahaan. Biasanya tes ini memakai sistem gugur berdasarkan ranking tertinggi. Itu artinya hanya akan ada sebagian kecil saja dari calon pelamar yang akan sampai pada tahap wawancara. Tes seleksi kerja ini adalah saat terpenting, karena itu persiapan Anda harus matang. Seringkali pihak perusahaan melakukan tes seleksi kerja ini dalam...

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Mengikuti Tes Seleksi Kerja

Panggilan untuk mengikuti tes seleksi kerja umumnya dilakukan melalui telepon. Karena itu, pada waktu Anda menerima telepon dari mereka, jangan lupa Anda tanyakan dan catat hal-hal ini di selembar kertas. 1. Lokasi Pelaksanaan Tes Meskipun ini akan diberitahukan secara otomatis, jika Anda merasa belum tahu gambaran daerahnya, mintalah keterangan lebih lanjut, misalnya patokan lokasi gedungnya, ada di sebelah mana dari Rumah Sakit A atau Sebelah mananya Gedung ABCD, atau kalau dari Jalan AXYZ, ke Gedung itu ada di sebelah kiri atau kanan jalan, dsb. 2. Waktu Pelaksanaan Tes Ini sangat penting, jangan sampai Anda terlambat datang karena Anda langsung dinilai negatif, Anda sendiri akan merasa tidak tenang dalam menjalani tesnya. Kalau perlu, sebelum hari pelaksanaan, Anda survey lokasi tes, misalnya Anda naik motor, coba jalani rute yang sama dengan rute sebenarnya, jadi Anda akan tahu persis kira2 perlu waktu berapa lama untuk sampai. 3. Barang-barang yang harus Anda Bawa Jan...

Kapan Pendaftaran Lowongan CPNS 2014 Dibuka?

Mulanya pendaftaran CPNS 2014 digelar Bulan Juni ini. Namun, jadwal pendaftaran CPNS diundur pada minggu ke 3 dan 4 bulan Juli 2014. pemerintah rencananya akan membuka lowongan sebanyak 100.000 dengan rincian, 65.000 llowongan PNS ( Pegawai Negeri Sipil ) dan 35.000 lowongan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Kemenkeu ( Kemeterian Keuangan ) membuka lowongan paling banyak sebab kebutuhan penambahan yang besar untuk pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB) Azwar Abubakar, kemungkinan lowongan untuk Kemenkeu sekitar 5.000. Selain Kemenkeu, Kemendikbud ( Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ) juga memperoleh porsi besar untuk lowongan CPNS 2014. hal ini dikarenakan kebutuhan akan penerimaan dosen dan guru. Tiga (3 ) kementerian yang membuka banyak lowongan adalah Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum dan HAM...